Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Sejarah Peradaban Islam

              SEJARAH PERADABAN ISLAM
       “MASA TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM   KERAJAAN UTSMANI, KERAJAAN SAFAWI DI   PERSIA DAN KERAJAAN MUGHAL DI INDIA”
               Disusun Untuk Memenuhi Tugas                                 Sejarah Peradaban Islam
                            Dosen Pengampu 
                  Susiani Nuzum Nikmah, M.Pd







                                   Disusun oleh :
                                Siti Hadija Atbar
                                      017131015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
            FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
                 IAIN FATAHUL MULUK PAPUA
                                        2018

                             


                                KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas curahan dan karunia-Nya, hingga makalah ini membahas tentang Masa Tiga Kerajaan Besar Islam; Kerajaan Utsmani, Kerajaan Safawi Di Persia Dan Kerajaan Mughal Di India. Tiga kerajaan yang pada masa itu mengalami perkembangan pesat pada masa kerajaannya masing-masing, selain itu mengalami kemunduran dan mengalami kemajuan hal ini di bahas dalam makalah ini.
Semoga pembahasan pada makalah ini dapat menambah pemahaman pembaca akan pengetahuan tentang tiga kerajaan Utsmani, Safawi, dan Mughal.
Penulis menyadari segala kekurangan dan kesempurnaan dalam makalah ini untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada makalah-makalah berikutnya.


                                        DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. KERAJAAN TURKI UTSMANI 2
1. Latar Belakang Pendirian Turki Utsmani 2
2. Perkembangan Kesultanan Islam Turki Utsmani 3
3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan 4
4. Masa kejayaan dan Masa kemunduran Turki 5
5. Masa kemunduran 5
B. KESULTANAN SAFAWI DI PERSIA 6
1. Sejarah Berdirinya Kesultanan Safawi 6
2. Massa Kejayaan Kesultanan Safawi 7
3. Kemunduran dan Kehancuran Kesultanan Safawi 8
C. KESULTANAN MUGHAL DI INDIA 9
1. Awal Berdirinya Kesultanan Mughal 9
2. Kemajuan yang dicapai Kesultanan Mughal 10
3. Kemunduran dan Keruntuhan Kesultanan Mughal 12
BAB III PENUTUP 14
A. KESIMPULAN 14
B. SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA i



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Turki merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar islam setelah umat islam mengalami massa disintegrasi dan kemunduran pasca jatuhnya kekuasaan Abbasiyah ke tangan orang-orang mongol dan jatuhnya cordoba ke tangan orang-orang barat. Pada waktu kesultanan turni utsmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan safawi di persia baru berdiri. Namun pada kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Selanjutnya adalah mughal di india, kesultanan mughal bukanlah kerajaan islam pertama di india. Jika ada dinasti-dinasti sebelumnya islam belum berjaya di india pada masa kerajaan ini islam menemukan kejayaan.

RUMUSAN MASALAH
Apa yang menyebabkan terjadinya massa kejayaan dan kemunduran turki utsmani
Apa yang menyebabkan terjadinya massa kejayaan dan kemunduran safawi
Apa yang menyebabkan terjadinya massa kejayaan dan kemunduran mughal

TUJUAN
Mengetahui penyebab terjadinya massa kejayaan dan kemunduran turki utsmani
mengetahui penyebab terjadinya massa kejayaan dan kemunduran safawi
mengetahui penyebab terjadinya massa kejayaan dan kemunduran mughal


BAB II
PEMBAHASAN

A. KERAJAAN TURKI UTSMANI

1. Latar Belakang Pendirian Turki Utsmani
Kesultanan Turki Utsmani oleh Barat disebut dengan Turki Ottoman. Dinasti utsmani berasal dari  suku Qayigh Aghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah, mereka berasal dari sebelah utara Tiongkok kemudian pindah ke daerah Turkistan karena terdesak pasukan Mongol pimpinan Jenghis Khan yang sedang berusaha menguasai dunia Islam. Pada sekitar abad ke-9 mereka memeluk Islam, Sulaiman Syah dan sukunya meminta perlindungan kepada Jalaluddin (Dinasti Khawarizmi Syah) di Transoxiana. Jalaluddin meminta agar Sulaiman dan anggota sukunya tinggal di Asia Kecil. Masih dalam rangka menghindari serangan Mongol, mereka kemudian berpindah ke Syam pada abad ke-13. Ketika sedang dalam perjalanan ke Syam, Sulaiman Syah dan anggota sukunya ditimpah musibah, yaitu hanyut di sungai Efrat karena banjir bandang (1228 M).
Kecelakaan di sungai Efrat membuat suku Qayigh Aghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah terpecah menjadi dua: sebagian kembali ke daerah asalnya dan sebagian lagi melanjutkan perjalanan. Kelompok yang melanjutkan perjalanan dipimpin oleh anaknya Sulaiman Syah, yaitu Erthogrol Ibn Sulaiman Syah. Kemudian mereka mengabdi kepada Sulaiman Ala’al-Din II (dinasti Saljuk). Ketika Saljuk diserang Bizantium, Erthogrol membantu sultan Saljuk hingga berhasil mematahkan seranga Bizantium. Karena jasa tersebut, Sultan Ala’al-Din II memberi hadiah kepada Erthogol, yaitu Sogut (wilyah yang berbatasan dengan Bizabtium).
Setelah meninggal Orthogol diganti oleh anaknya, Usman (1289 M). Pada tahun 1300 M, Mongol menyerang dinasti Saljuk dan Sultan Al’al-Din II mati terbunuh. Sepeninggal Sultan Al’ al-Din II, Saljuk terpecah-pecah menjadi dinasti menjadi dinasti-dinasti kecil. Dalam keadaan yang demikian, Usman menyatakan kemerdaan dan berkuasa penuh atas daerah yang dikuasainya. Sejak itu, dinasti Usmani dibentuk dan pemimpin mereka yang pertama adalah Usman Ibn Erthogrol (Usman I). Turki Usmani berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultal.

2. Perkembangan Kesultanan Islam Turki Utsmani
Setelah Sultan Alaudin wafat, Utsman putra Orthogol berhasil mendirikan kerajaan yang diberi nama Turki Utsmani. Pada tahun 1290 M, dengan sultan pertama ialah Utsman (disebut sebagai Utsman I). Daerahnya  hanya sekitar kota Bursa. Sebagai ibu kota kerajaannya.
Masa pemerintahan Utsman yaitu pada 1290-1326M, setelah itu, ia digantikan  putranya yang bernama Orkhan.
Orkhan (1324-1360 M), pengganti Usman I, membentuk pasukan khas, yaitu Janisari (inkisyriyat) yang terdiri atas mu’alaf yang berasal dari Georgia, dan Armenia yang pada umumnya menganut tarekat Bektasyi Dengan ketangguhan pasukan tersebut, Orkhan berhasil menaklukan Broessa (Turki), Izmir (Asia Kecil), dan Ankara. Murad I (1360-1389 M), pengganti Orkhan, berhasil menaklukan Balkan, Andrianopel (Turki), Mecedonia, Sofia (Bulgaria). Bayazid I (1389-1402 M), pengganti Murad I, dapat merebut benteng Philadelphia, Gramania, dan Kirman (1391 M). Pada zaman Bayazid I, Turki Usmani sudah menjadi bangsa yang besar karena wilayahnya yang sangat luas dan disegani oleh kerajaan-kerajaan Kristen di Balkan dan Eropa Timur.
 Pada tahun 1402 M, Bayazid I (Turki Usmani) diserang pasukan Timur Lenk (Mongol). Dalam usaha menangkis serbuan dari pasukan Timur Lenk itu, Biyazid I menderita kekalahan di Angora, dan dia sendiri tertangkap kemudian ditawan. Setelah selama 8 bulan dalam tawanan, Biyazid I wafat pada tahun 1402 M. Bayazid I meninggal dan pasukannya ditaklukan oleh Timur Lenk. Akibatnya adalah perpecahan keluarga Bayazid I. Amir-amir daerah Turki di Asia melepaskan diri dari pusat Kerajaan Turki Utsmani. Keadaan tersebut terus berlangsung hingga ± tahun 1403 M, Muhammad I atau Muhammad Celebi (putra Bayazid I) berhasil menaklukan saudara-saudaranya dan membangun kembali sisa-sisa kekuatan setelah ditinggalkan oleh Timur Lenk. Pada tahun 1421 M, Muhammad Celebi meninggal dan diganti oleh Murad II. Murad II berhasil menaklukan Venessia, Salonika, dan Hongaria.
Puncak ekspansi dilakukan oleh Muhammad II (pengganti  Murad II) sehingga bergelar al-fatih (penakluk). Muhammad II memusatkan sahanya untuk merebut Kerajaan ByzanSum yang berpusat di Konstantinopel. Konstantinopel berhasil ditaklukan (1453 M) dan diganti namanya menjadi Istambul, Secara geografis, Konstantinopel dilindungi Laut Marmara di sebelah selatan dan Pelabuhan Tanduk Emas di sebelah utara. Selain itu, Konstantinopel dibentcngi pagar yang berlapis-lapis dan parit yang dalam dan lebar. Setelah tampak jelas akan adanya perlawanan dari pasukan bizantium meminta bantuan ke ada Paus, tetapi pcrmintaan bantuan itu tidak berhasil. Setelah itu, ia menaklukan Serbia, Albania, dan Hongaria.

3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Dalam menjalankan pemcrintahan, pemimpin Turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan. Kholifah sebagai simbol penguasai duniawi dan khalifah adalah simbol penguasa spiritual (agama). Secara praktis, pemimpin Turki Usmani memiliki dua pembantu utama: pertama mufti atau syaykh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin Thuki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual; dan kedua, Shadhr al-a'zham (perdana menteri) yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan wewenang duniawi.
Selain meninggalkan buku-bu ku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usman juga meninggalkan sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad al-Fatih, Masjid Abu Ayub al-Anshari, Masjid Bayazid, dan Masjid Sulaiman al-Qanuni, mempakan masjid yang berasitektur tinggi dengan menggunaka ”Kubah Batu” (ciri gereja Kristen) yang menggambarkan persaingan antara Islam dengan Kristen.
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini mendirikan sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didirikan di Izink (1331 M) dengan mendatangkan pengajar dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya didirikan di Bursa, Edirne, dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk dengan memperlihatkan jenjang; dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa Arab: nahm, dan sharf; manthiq; teologi; hukum; astronomi; geometri; dan retorika.”

4. Masa kejayaan dan Masa kemunduran Turki
Turki mencapai puncak kemegahannya di bawah pemerintah Sultan Sulaiman I (1520-1566). Ketika itu, kerajaan Turki meliputi seluruh pantai Afrika Utara dari Aljazair sampai Somalia, seluruh Asia Keci] dan Asia Tengah sampai Persia, seluruh Balkan dan Rusia Selatan.
Kerajaan Turki yang megah itu mulai menurun di zaman pemerintahan Sultan Murad [B (1574-1595 M). Kemudian Turki mengalami kemunduran dari dalam hingga abad ke-19.

5. Masa kemunduran
a. Sebab-sebab kemunduran Turki:
- Menurunnya akidah Islam dan lebih cinta dunia
- Tidak adanya pengganti-pengganti yang kuat
- Adanya perebutan kekuasaan di kalangan istana
b. Sejak zaman Murad III, bahkan dari masa akhir Sultan Muhammad II, Turki disebut “The Sick Man from Europe”.
Turki mengubah halauan setelah dihapuskannya sistem kesultanan pada tahun 1923 M dan diganti menjadi reublik yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha Attaturk.

B. KESULTANAN SAFAWI DI PERSIA

1. Sejarah Berdirinya Kesultanan Safawi
Tarekat Safawiyah yang berdiri pada tahun 1301 M di Ardabil, Azerbaijan merupakan cikal bakal Kesultanan Safawi. Murid-murid Tarekat Safawiyah kemudian terjun ke dunia politik pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460 M). Perubahan gerakan dari keagamaan ke politik membuat penguasa Qara Qoyunlu, salah satu bangsa Turki, yang ketika itu dipimpin oleh Jahan Shah marah. Juneid kemudian meminta perlindungan dari penguasa Aq Qoyunlu yang bernama Khan Uzun Hasan. Junaid kemudian menikah dengan adik Khan Uzun Hasan, Khadijah Begum. Junaid wafat dalam usahanya merebut daerah Sircassia pada tahun 1460 M. Kedudukannya kemudian digantikan oleh anaknya, Haidar. Haidar menikah dengan salah satu putri Uzun Hasan, Martha Alamshah Begum, dan memiliki seorang putra bemama Ismail. Ismail inilah yang kelak mendirikan Kesultanan Safawi.
Penguasa Aq Qoyunlu menganggap Haidar dan kekuatan militernya sebagai rival. Haidar juga terbunuh dalam sebuah pertempuran melawan tentara Sirwan. Ali yang menggantikan ayahnya, Haidar, berniat menuntut balas atas kematian ayahnya. Namun, Yakub pemimpin Aq Qoyunlu, menangkap dan memenjarakan Ali dan dua saudaranya, Ibrahim, Ismail, serta ibunya di Fats selama 4 tahun. Mereka dibebaskan oleh putra mahkota Aq Qoyunlu, Rustam dengan syarat membantunya memerangi saudara sepupunya. Setelah misi berhasil, Ali kembali ke Ardabil. Namun, pada tahun 1494 M, Rustam balik menyerang Ali dan saudaranya hingga Ali tewas pada penyerangan itu.
Tampak kekuasaan pun berpindah tangan ke Ismail. Ismail membentuk pasukan yang diberi nama Qizilbash (baret merah). Pasukan itu dipersiapkan Ismail untuk menyerang Aq Qoyunlu. Pada tahun 1501 M, Ismail dan pasukannya berhasil mengalahkan Aq Qoyunlu. Qizilbash terus menggempur dan berhasil menduduki Ibu kota Aq Qoyunlu, Tabriz. Di kota itulah, Ismail memproklamirkan dirinya sebagai sultan pertama dari Kesultanan Safawi dan bergelar Ismail I.
Ismail I berkuasa selama kurang lebih 23 tahun (1501-1524 M). Pada sepuluh tahun pertamanya menjadi sultan, dia berhasil mempcrluas wilayah kekuasaannya ke seluruh Persia dan bagian timur daerah Bulan Sabit Subur.

2. Massa Kejayaan Kesultanan Safawi
Melemahnya Kesultanan Safawi tersebut terus berlangsung sampai Abbas I naik tahta pada tahun 1587 M. Abbasiah yang bisa memulihkan keadaan Kesultanan Safawi. Langkah-langkah yang diambilnya untuk memulihkan keadaan di antaranya:
a. Membentuk pasukan militer baru yang terdiri atas budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia, Armenia, dan Sircassia demi menghilangkan dominasi Qizilbash.
b. Menyerahkan Azerbaijan dan Georgia kepada Turki Utsmani melalul perjanjian damai.
c. Abbas berjanji tidak akan menghina tiga khalifah yaitu Abu Bakar, Um! bin Khanab. dan Utsman bin Affan dalam khotbah Jumat.
d. Abbas menyerahkan saudara sepupunya, Haidar Mirza sebagai sendera di Istanbul.
    Pada masa pemerintahan Abbas inilah, Kesultanan Safawi mencapai kejayaannya. Abbas berhasil menangani kemelut politik di negaranya. Dia juga berhasil merebut kembali wilayahnya yang direbut oleh Turki Utsmani dan kerajaan lain yaitu Tabriz dan Sirwan. Selain dalam bidang politik, banyak kemajuan dicapai oleh Kesultanan Safawi, di antaranya

Bidang Ekonomi
Kesultanan Safawi berhasil menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur meliputi Kepulauan Hurmuz Abbasl. dan Pelabuhan Gumrun. Selain perdagangan, sektor pertanian juga mengalami kemajuan pesat, temtama hasil pertanian dari wilayah Bulan Sabit Subur.

Bidang Ilmu Pengetahuan
Persia merupakan salah satu bangsa yang telah memiliki peradaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Banyak ilmuwan berkebangsaan Persia yang menyumbang karyanya demi kemajuan Islam, di antaranya Baha al-Dina al-Syaerazi, Sada: al-Din al-Syaerazi (tilsuf), dan Muhammad al-Baqir bin Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, dan ilmuwan).

Bidang Seni dan Arsitektur
Pada masa pemerintahan Abbas, Isfahan sebagai ibu kota negara mendapat perhatian khusus dalam seni arsitekturnya. Banyak bangunan megah dibangun dengan desain arsitektur yang menawan. Masjid, sekolah, rumah sakit, kebun wisata ditata secara apik sehingga memperindah kota Isfahan. Selain itu keindahan seni juga nampak dari kerajinan keramik, permadani, dan kerajinan tangan lalnnya.

3. Kemunduran dan Kehancuran Kesultanan Safawi
Sepeninggal Abbas I, Kesultanan Safawi perlahan-lahan mengalami kemunduran. Enam raja yang memerintah setelah Abbas tak mampu membuat kemajuan seperti yang Abbas lakukan. Mereka malah membuat keadaan kesultanan semakin mundur dan mengarah kepada kehancuran. Sebenarnya kemunduran ini telah berlangsung sejak kekalahan Ismail I dengan kesultanan Turki. chalahan itu tclanjur membuat Ismail kehilangan kepercayaan dirinya. Gaya hidupnya berubah. Dia tidak lagi mengurus pemerintahan dan rakyatnya. Dia lebih senang mcnyendiri dan berhura-hura. Perubahan pada diri Ismail I tentu saja membawa cfek negatif bagi keberlangsungan Kesultanan Safawi. Terjadilah percbutan kekuasaan antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat keturunan Persia, dan tentara Ismail sendiri, Qizilbash.
Hal-hal yang menyebabkan kemunduran tersebut di antaranya:
- Konflik berkepanjangan dengan Kesultanan Turki Utsmani. kesultanan Safawi yang beraliran Syi’ah merupakan ancaman bagi Turki Utsmani,
- Para pemimpin Kesultanan Safawi mengalami dekandensi moral. Mereka jatuh ke dalam kemaksiatan yang membuatnya tidak dapat memimpin kesultanan dengan baik. Sultan Sulaiman dan Sultan Husein misalnya, mereka kecanduan narkotika dan menyenangi kehidupan malam. Kebiasaan buruk tersebut membuat mereka tidak bisa menangani pemerintahan dengan baik. Bahkan, Sultan Sulaiman selama tujuh tahun tidak pernah menyempatkan diri untuk mengurus negaranya.
- Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I untuk mengurangi dominasi Qizilbash ternyata tidak memjliki semangat perjuangan yang tinggi seperti Qizilbash.
- Terjadinya konflik internal akibat perebutan tahta kesultanan.

C  KESULTANAN MUGHAL DI INDIA

1. Awal Berdirinya Kesultanan Mughal
Islam masuk ke India pada masa Dinasti Umayyah berkuasa. Khalifab al-Walid I mengirim salah seorang panglimanya yang bemama Muhammad bin Qasim pada tahun 711-712 M. Sejak itulah peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di India.
 Pada tahun 1020 M, Sultan Mahmud dan pasukan Ghaznawiyah berhasil merebut semua wilayah kekuasaan Hindu dan mengislamkan sebagian penduduk India. Sejak saat itu, Islam mulai berkembang. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya dinasti-dinasti kecil di India Setelah Ghaznawi hancur. Dinasti-dinasti kecil yang sempat menguasai India antara lain, Dinasti Khalji (12961316 M), Dinasti Tuglag (1320-1412 M), Dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan Dinasti Lodi (1451-1526 M). Dinasti-dinasti kecil inilah yang menjadi pusat dalam pendirian kerajaan mughal.
Kesultanan Mughal didirikan oleh seorang keturunan Timur Lenk yang bemama Zahiruddin Babur. Zahiruddin Babur mewarisi wilayah Ferghana (sekarang Uzbekistan) dari ayahnya Umar Mirza pada usia 11 tahun. Babur mendirikan Mughal pada tahun 1526 M ketika dia berhasil mengalahkan Ibrahim Lodi yang menguasai India pada saat itu. Sebelumnya, Babur telah berhasil menguasai Samarkand pada tahun 1494 M, Kabul pada tahun 1504 M, dan Punjab pada tahun 1525 M. Nama Mughal merupakan versi bahasa Indo-Arya untuk kata Mongol, bangsa pendahulu Babut.

2  Kemajuan yang dicapai Kesultanan Mughal
a Bidung politik dan administrasi pemerintahan
- Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan
- Jebatan dalam pemerintahan diberi jenjang kepangkatan yang bemiliter
- Sultan Akbar I menampakan politik toleransi universal (sulakhul), Dengan demikian semua rakyat India dipandang sama.
- Akbar menjalankan pemerintahannya dengan melibatkan elite militer yang terdiri atas pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim India.
- Para pejabat bergiliran memimpin dari satu wilayah ke wilayah Iain. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya keinginan untuk menguasai wilayah tersebut terus-menerus.
- Wilayah kesultanan dibagi ke dalam beberapa provinsi dan distrik. Pengelolaannya diserahkan kepada seorang pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan mencegah penyalahgunaan oleh para petani.
b. Bidang ekonomi
- Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian
- Adanya sistem pemerintahan lokal yang bertugas mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani dari tindak kejahatan
- Pajak diberlakukan pada beberapa provinsi utama di Kesultana Mughal
- Mulai berkembangnya industri perdagangan dan pertanian seiring dengan konsesi yang disepakati Akbar II dengan pihak Inggris
c. Bidang agama
- Lahimya sebuah konsep Din ilahi yang mempersatukan umat-umat beragama di India pada masa Sultan Akbar I.
- Ajaran Islam yang tidak mengenal sistem kasta seperti ajaran Hindu yang dianut oleh orang India, membuat orang Hindu yang berkasta rendah menyambut gembira kedatangan Islam.
- Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum Dinas Mughal berkuasa, muslim di India merupakan penganut Sunni Namun, pada masa Dinasti Mughal, Sylah diberi peluang untuk mengembangkan pengaruhnya.
- Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum. Misalnya, tarekat suh terhadap ajaran syekh, ulama, dan wali individual.
- Disusunnya sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodilikasi hukum islam yang dinamakan Fatwa Alamgiri pada masa penerimahan Aurangzeb. Risalah tersebut berisi tentang penegakan kembali nilai-nilai syariah di Kesultanan Mughal.
d. Bidang seni dan budaya
- Terciptanya beberapa karya seni seperti Padmavar yang mengandung pesan kebajikan manusia, gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana.
- Seni arsitektur berkembang pesat pada masa kekuasaan Dinasti Mughal. Bangunan-bangunan indah seperti Taj Mahal di Agra (1630-1653 M), Masjid Jami di Delhi, Benteng Merah (Red Fort), Jahangir Mausoleum, dll.

3. Kemunduran dan Keruntuhan Kesultanan Mughal
Kesultanan Mughal mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan Akbar I (1556-1605 M). Sultan-sultan setelahnya yaitu Jahangir (1605-1627 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M) masih dapat mempertahankan masa kejayaan tersebut. Namun, sultan-sultan setelah Aurangzeb tidak mampu mengatasi krisis politik yang terjadi di negaranya, Faktor yang menyebabkan kemunduran Kesultanan Mughal yaitu:
a. Faktor internal
- Berkuasanya beberapa sultan yang tidak cakap memimpin negara dan kemeresotan moral sebagai akibat dari gaya hidup mewah para elite politik. Hal itu menyebabkan borosnya keuangan negara.
- Terjadinya perebutan kekuasaan.
- Lemahnya konrol pemerintah pusat terhadap wilayahnya yang sangat luas.
- Terjadi stagnansi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer lnggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat terpantau oleh kekuatan maritim Mughal.
b. Faktor eksternal
- Terjadinya pembcrontakan di banyak daerah kekuasaannya yang menguras sebagian waktu para sultan. Hal itu secara tidak langsung mcngurangi perhatian sultan untuk membuat kemajuan di bidang lain.
- Munculnya gerakan separatis Hindu di India Tengah dan kaum Muslimin di wilayah timur.
- Masuknya pengaruh Inggris melalui East Indian Company.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Turki mencapai puncak kemegahannya di bawah pemerintah Sultan Sulaiman I (1520-1566). Ketika itu, kerajaan Turki meliputi seluruh pantai Afrika Utara dari Aljazair sampai Somalia, seluruh Asia Keci] dan Asia Tengah sampai Persia, seluruh Balkan dan Rusia Selatan. Kerajaan Turki yang megah itu mulai menurun di zaman pemerintahan Sultan Murad [B (1574-1595 M). Kemudian Turki mengalami kemunduran dari dalam hingga abad ke-19.
Sepeninggal Abbas I, Kesultanan Safawi perlahan-lahan mengalami kemunduran. Enam raja yang memerintah setelah Abbas tak mampu membuat kemajuan seperti yang Abbas lakukan. Pada masa pemerintahan Abbas inilah, Kesultanan Safawi mencapai kejayaannya. Abbas berhasil menangani kemelut politik di negaranya.
Kerajaan mughal mengalami kejayaannya pada bidung politik dan administrasi pemerintahan, bidang ekonomi, bidang agama, bidang seni dan budaya. Kesultanan Mughal mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan Akbar I (1556-1605 M). Faktor yang menyebabkan kemunduran Kesultanan Mughal yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal

B. SARAN
Mempelajari tiga kerajaan besar dapat menambah wawasan dan pengetahuan di masa lampau, serta mengetahui pemimpin-pemimpin islam yang memimpin tiga kerajaan besar. Selain itu penyebab kemajuan dan kemunduran dari tiga kerajaan islam besar tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Mubarok Jaih. 2004, sejarah peradaban islam. Pustaka bani Quraisi
Hadi Nur. 2012 sejarah kebudayaan islam. Jakarta; Erlangga

1 komentar:

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib